Minggu, 03 April 2011

Qowa'idul fiqhiyyah (kaidah kaidah Fiqh)

Makna al qowai'd, secara bahasa, istilah dan secara fiqh.
1. KAIDAH PERTAMA : النية شرط لسائر العمل بها الصلاح والفساد للعمل An niyatu sartun lisairil 'amal biha sholaku wal fasadu lil'amal
Niat itu adalah syarat bagi semua amalan dalam ibadah dengan niat akan diketahui baik & buruknya amalan.
2. KAIDAH KEDUA الدِّينُ مبني على المصالح في جلبِها والدرء للقبائح Ad dinu mabniyun 'ala masholihi fi jalbiha wa dar ii lilqobaiihi
Agama ini bangun untuk kebaikan dan maslahat dalam penetapan syariatnya dan untuk menolak kerusakan.
3. KAIDAH KETIGA فإذا تزاحم عدد المصالحِ يُقدَّم الأعلى من المصالحِ
Jika
dalam suatu masalah bertabrakan antara manfaat satu dengan yang lainnya
maka di dahulukan & diambil manfaat yang paling besar / tinggi
4. KAIDAH KEEMPAT وضدُّه تزاحمُ المفاسدِ فارْتَكِب الأدنى من المفاس WADHIDDUHU TAZAKUMUL MAFASIDDI FARTAKABU ADNA MINAL MAFASIDI
Adapun lawannya jika bertabrakan antara mudharat satu dengan yang lainya maka diambil mudharat yang paling kecil dan ringan
5. KAIDAH KE LIMA ومن قواعد الشريعة التيسير في كل أمر نابه تعسير WAMIN QOWAI'IDIS SARI'ATIT TAISIRU FI KULLI AMRIN NAABAHU TA'SIR
Dan termasuk qaidah syari'ah adalah mudah dalam setiap perkara sebagai ganti dari kesulitan ( kesusahan )
6. KAIDAH KE ENAM وليس واجب بلا اقتدار ولا مُحَرَّم مع اضطرار WALAISA WAJIBUN BILAA IQTIDARIN WALAA MUHAROMUN MA'AADH DHOROR.
Tidak menjadi kewajiban jika tidak mampu mengerjakan dan tidak ada keharaman dalam keadaan darurat ( bahaya )
7.KAIDAH KE TUJUH وكل محظور مع الضرورة بقدر ما تحتاجه الضرورة Wa kullu mahthurin ma'ad dhorurohi bi qodri maa tahtaajuhu ad dhorurotu
Setiap
hal yang dilarang itu di bolehkan jika dalam kondisi yang darurat,
tetapi sesui dengan kadar yang dibolehkan saja untuk menghilangkan
darurat itu.
8. KAIDAH KE DELAPAN وترجع الأحكام لليقين فلا يزيل الشكُ لليقين Wa turja'ul ahkamu lillyaqini falaa yuziilus sakku lillyaqini
Dan dikembalikan hukum itu kepada yang diyakini dan keraguan tidaklah membatalkan keyakinan itu.
9. KAIDAH KE SEMBILAN والأصل في مياهنا الطهارة والأرض والسماء والحجارة wal aslu fi miyahinaa at thohaarotu wal ardhu was sama'u wal hijaarotu
Hukum asal air tanah, langit dan batu adalah suci.
10. KAIDAH KESEPULUH الأصل في الأبضاع واللحوم والنفس والأموال التحريم al aslu fil abdho'i wal luhuumi wan nafsi wal amwaali at tahrim
Hukum asal dalam hal perkawinan ( kemaluan ), daging hewan dan jiwa/nyawa dan harta adalah haram.
11.KAIDAH KESEBELAS والأصل في عاداتنا الإباحة حتى يجيء صارف الإباحة Wal aslu fi 'aadaatinal ibaahati hatta yajii u sooriful ibahah
Dan hukum asal dalam kebiasaan ( adat istiadat ) adalah boleh saja sampai ada dalil yang memalingkan dari hukum asal.
12. KAIDAH KE DUA BELAS الأصل في العبادات التحريم Al aslu fil ibaadati at tahrim
Hukum asal ibadah adalah haram.
13. Kaidah ke tiga belas الوسائل تعطى أحكام المقاصد al wasailu tu'thii ahkamul maqosid
Semua sarana suatu perbuatan hukumnya sama dengan tujuannya ( perbuatan tersebut ).
Kaidah petama :
النية شرط لسائر العمل بها الصلاح والفساد للعمل
An niyatu sartun lisairil 'amal biha sholaku wal fasadu lil'amal
Artinya : niat itu adalah syarat bagi semua amalan dalam ibadah dengan niat akan diketahui baik & buruknya amalan.
وقد عبر بعض العلماء عن هذه القاعدة بعنوان آخر فقالوا: لا ثواب إلا بنية،
Ada sebagian ulama' mengemukakan qaidah ini dengan lafad & siya' ( susunan kata ) yang berbeda : yaitu : la sowaba illa binniyat ( tidak sah suatu amalan kecuali dengan niat )
Atau redaksi yang lain mengatakan ( jumhur ulama') : الأمور بمقاصدها، : al umuru bimaqosidiha
Segala sesuatu amalan tergantung niat & tujuannya

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates